SUMMARY
Selama tiga tahun di ibukota GUNADI masih juga menganggur. Sementara
bapaknya memintanya Lebaran tahun ini harus pulang kampung. Sudah tiga
tahun, Lestari menunggu segera dinikahi. Orangtua Lestari sudah
merestui, mereka juga tidak meminta mas kawin yang banyak cukup
perlengkapan shalat, tunai! Keluarga Iskandar, pejabat di Kementerian Sarana Publik, dianggap warga
desa Wonosalam, Yogyakarta, sebagai orang sukses. Iskandar tiap tahun
mengadakan open-house. Iskandar juga yang menyediakan kurma ‘Tanah Arab –
meskioun dibelinya di Tanah Abang. Juga perangkat sholat yang dibagi
merata kepada semua warga desa.
Martono, diminta istrinya pulang dan menjalani puasa di kampungnya di
Wonogiri. Namun Martono menolak, ia kali ini ingin menjalani puasa di
ibukota. Banyak rezeki yang tidak boleh dilewatkan. Istri Martono yang
tengah hamil tua, membutuhkan banyak uang hasil untuk membiayai
persalinan.
Sudah delapan tahun, Kuncoro selalu mengajak keluarganya mudik ke Jawa
Tengah. Padahal, Yustina belum sekalipun menikmati Lebaran hari pertama
di kampungnya, Bukit Tinggi. Dua anaknya, juga belum sekalipun sungkeman
dengan kakek-nenek mereka di hari pertama Lebaran. Kuncoro begitu
dominan.
Bisakah tokoh-tokoh di atas menjalani ritual mudik sebagaimana mereka
jalani selama ini? Tiap tahun mereka rasakan semua kesulitan, kesusahan
dan kesengsaraan, namun sebagai ritual budaya, mudik tidak sekadar
dipandang sebagai perjalanan dari kota-kota besar menuju kota-kota lebih
kecil, tapi sebuah mobilisasi manusia yang tengah mencari identias
kemanusiaannya. Mudik di tengah-tengah menjalani puasa, juga tidak
ubahnya seperti ibadah itu sendiri. Mudik tidak ubahnya uji kesabaran
dan penyerahan diri yang hasilnya tidak ada yang tahu. Pasrahkan saja
kepada ALLAH SWT!
MEDIAFIRE
Part 1-http://adf.ly/3eZpl
Part 2-http://adf.ly/3eZqf
Part 3-http://adf.ly/3eZt2
Part 4-http://adf.ly/3eZuU
0 comments:
Post a Comment